Is the Brand My Product or Is the Product My Brand?

(Image Source: https://www.apple.com/id/iphone/ dan https://www.toyota.astra.co.id/product/hilux-d-cab-vtype)

Ketika Produk Menjadi Cerminan Brand
Ada produk yang begitu ikonik, mereka menjadi identitas brand itu sendiri. Contohnya, iPhone adalah Apple. EOS adalah Canon. Hilux adalah Toyota. Ketiga produk ini menjadi lebih dikenal dibandingkan brandnya karena image ikonik mereka yang sudah melekat dengan para konsumen.

Brand Anda Lebih Dari Sekedar Produk
Brand butuh untuk menciptakan pengalaman, nilai, dan koneksi emosional. Hal-hal ini harus dapat ditangkap oleh para konsumen dan menjadi hal yang bernilai bagi para pelanggan. Contoh, ketika Apple ingin mengenalkan produk baru mereka di Apple Event, maka mereka akan membuat presentasi yang memberikan nilai dan koneksi emosional terhadap produk baru tersebut. Mulai dari menjelaskan fitur mereka yang membuat kita menjadi lebih dekat dengan keluarga, dan juga ekosistem mereka yang memudahkan cara hidup kita.

Membangun Identitas Brand Yang Berdampak
Identitas brand bukan hanya logo, tapi juga mengenai cerita, kepercayaan, dan janji yang terakumulasi dengan pelanggan anda. Cerita dari brand akan menggambarkan asal-usul, nilai, dan juga visi dari sebuah brand. Cerita ini akan memberikan kepribadian dan membuat brand anda berbeda dengan brand yang lainnya. Kepercayaan konsumen terhadap brand anda akan dibangun oleh hubungan yang kuat berdasarkan konsistensi, transparansi, dan integritas. Jika brand anda dapat dipercaya, maka konsumen akan cenderung memilih anda dibandingkan pesaing. Janji dari sebuah brand berbicara mengenai komitmen kepada pelanggan tentang apa yang bisa diharapkan dari pengalaman menggunakan produk.

(Image Source: https://www.apple.com/id/iphone/ dan https://www.toyota.astra.co.id/product/hilux-d-cab-vtype)

Click “Swara” and get ready!